PERCAYA DIRI, BENTUK SELF LOVE ATAU SEKEDAR NARSIS?

Apakah kalian adalah seseorang yang percaya diri? Atau kalian tipe yang cenderung murung dan insecure terhadap apa yang kalian miliki? Merasa tidak sehebat dari yang lain? Padahal kepercayaan diri merupakan suatu komponen penting dalam kehidupan yang kalian perlukan. Melaluio sikap percaya diri kalian bisa melakukan banyak hal dengan mudah. Dan tidak ada perasaan yang mengganjal. Nah sebenarnya apa sih pengertian Percaya diri?

A. PENGERTIAN PERCAYA DIRI
Gilmer (dalam Rachmahana, 2003) mengemukakan bahwa kepercayaan diri berkembang melalui pemahaman diri, dan berhubungan dengan kemampuan bagaimana seorang belajar menyelesaikan tugas-tugasnya. Kepercayaan diri secara bahasa menurut Vandenbos adalah percaya pada kapasitas kemampuan diri dan terlihat sebagai kepribadian yang positif. Pendapat itu menunjukkan bahwa orang yang percaya diri memiliki keyakinan untuk sukses (Saputro & Suseno, 2009).

Lauster (dalam Ghufron, 2012) mendefenisikan kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman hidup. Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang berupa keyakinan akan kemampuan diri seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat betindak sesuai kehendak, gembira, optimis,cukup toleran, dan bertanggung jawab. Rini (dalam Yusnita, 2010) bahwa kepercayaan diri adalah sikap positif individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya.
Orang yang percaya diri, kualitas diri ini dibangun atas dasar keberhasilan dan pencapaian yang telah diraih, keterampilan hidup yang sudah dikuasai, prinsip dan norma yang dipegang teguh, dan kepedulian yang ditunjukkan kepada orang lain. (hellosehat.com)

B. CIRI CIRI KEPERCAYAAN DIRI
Menurut Mardatilah (dalam Komara:2016) seseorang yang memiliki kepercayaan diri tentunya memiliki ciri-ciri:
a. Mengenal dengan baik kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya lalu mengembangkan potensi yang dimilikinya.
b. Membuat standar atas pencapaian tujuan hidupnya lalu memberikan penghargaan jika berhasil dan bekerja lagi jika tidak tercapai.
c. Tidak menyalahkan orang lain atas kekalahan atau ketidak berhasilannya namun lebih banyak instrospeksi diri sendiri.
d. Mampu mengatasi perasaan tertekan, kecewa, dan rasa ketidak mampuan yang menghingapinya.
e. Mampu mengatasi rasa kecemasan dalam dirinya.
f. Tenang dalam menjalankan dan menghadapi segala sesuatunya.
g. Berpikir positif.
h. Maju terus tanpa harus menoleh kebelakang
Percaya diri merupakan salah satu bentuk mencintai diri sendiri. karena jika di tilik dari pengertiannya, kepercayaan diri tersebut merangsang agar dapat bertindak sesuai kemampuan diri sendiri tanpa terpengaruh orang lain sesuai dengan kapasitas diri sendiri. tetapi apakah percaya diri juga bagian dari narsis? Apakah jika orang yang memiliki kepercayaan diri tinggi tersebut sudah pasti narsis? Bedakah narsis dengan gangguan kepribadian narsisme?


Istilah narsis sebenarnya tidak ditunjukan kepada orang yang gemar melakukan selfie menggunakan social media. Ada perbedaan mencolok antara perilaku narsis yang normal dengan gangguan kepribadian narsisistik. Meski memiliki ciri yang mirip, keduanya tidak sama. Dalam ilmu psikologi, narsis adalah suatu keadaan ketika seseorang merasa terlalu kagum dengan dirinya sendiri. Narsis tidak selamanya dipandang buruk, ada beberapa perilaku narsis yang justru berdampak baik bagi pelakunya. (alodokter.com)

C. ASAL MULA KATA NARSIS
Narsisme pertama kali dipopulerkan oleh psikolog ternama, Sigmund Freud, untuk menjelaskan kepribadian seseorang yang mengejar pengakuan dari orang lain terhadap kekaguman dan kesombongan egoistik akan ciri pribadinya.(hellosehat.com)

Istilah narsis berakar dari tokoh mitos Yunani, Narcissus. Narcissus sangat terpengaruh oleh rasa cinta akan dirinya sendiri sehingga dikutuk mencintai bayangannya sendiri di kolam. Ia tanpa sengaja menjulurkan tangannya untuk meraih refleksi dirinya tersebut hingga tenggelam.
Narsisisme, atau yang kini lebih sering disebut narsisme, juga dianggap sebagai masalah budaya dan sosial. Banyak pakar yang menganggap bahwa narsisme merupakan salah satu dari tiga ciri utama gangguan kepribadian (dua lainnya adalah psikopati dan machiavellianisme). Tetapi, perlu dipahami juga bahwa narsisme tidak sama dengan egosentrisme. (hellosehat.com)

D. PERBEDAAN NARSIS DENGAN PECAYA DIRI?
Perbedaan antara kepercayaan diri dengan narsisme terlihat jelas dari tingkat personal dan sosial. Kepercayaan diri berbeda dari narsisme karena pada orang yang percaya diri, kualitas diri ini dibangun atas dasar keberhasilan dan pencapaian yang telah diraih, keterampilan hidup yang sudah dikuasai, prinsip dan norma yang dipegang teguh, dan kepedulian yang ditunjukkan kepada orang lain. Sebaliknya, narsisme sering kali didasari oleh rasa takut kegagalan atau takut menunjukkan kelemahan diri, perhatian yang ingin ditujukan hanya kepada diri sendiri, dorongan yang tidak sehat untuk selalu menjadi yang terbaik, dan rasa ketidaknyamanan yang tertanam dalam di benak terhadap ketidakmampuan diri. (hellosehat.com)

Narsisme mendorong kecemburuan dan persaingan yang tidak sehat, sedangkan kepercayaan diri menghargai belas kasih dan kerjasama. Narsisme merujuk kepada dominasi, sedangkan kepercayaan diri mengakui kesetaraan. Narsisme melibatkan keangkuhan, kepercayaan diri mencerminkan kerendahan hati. Orang yang narsis (dalam arti kata sesungguhnya, bukan istilah plesetan modern) tidak bisa menghargai kritik, sementara orang yang pede akan semakin meningkatkan diri setiap diberi kritik yang membangun. Orang narsis akan berusaha kuat untuk menjatuhkan lawannya dalam rangka mengungguli yang lain. Orang yang penuh dengan kepercayaan diri akan menghargai setiap lawannya sebagai manusia. (hellosehat.com)
Dalam ilmu psikologi, narsis adalah suatu keadaan ketika seseorang merasa terlalu kagum dengan dirinya sendiri. Narsis tidak selamanya dipandang buruk, ada beberapa perilaku narsis yang justru berdampak baik bagi pelakunya.
Namun, jika perilaku narsis ini sudah menjadi kebiasaan dan berlebihan, bisa jadi merupakan tanda gangguan kepribadian narsisistik.
Perbedaan Gangguan Kepribadian Narsisistik dan Perilaku Narsis Normal
Seseorang dikatakan mengalami gangguan kepribadian narsisistik ketika menunjukkan ciri-ciri berikut:
• Mengutamakan kepentingan dirinya di atas segala-galanya dan sulit menerima kritikan dari orang lain
• Merasa dirinya paling hebat, unik, spesial, dan berharap orang-orang menganggapnya demikian
• Sering memonopoli percakapan serta mengumbar prestasi dan bakatnya secara berlebihan
• Selalu ingin dipuja atau diperhatikan dan mudah iri, tersinggung, dan marah ketika hal ini tidak didapat
• Selalu mengharapkan perlakuan istimewa dan berperilaku arogan atau sombong
• Tidak mampu atau enggan memikirkan perasaan orang lain
• Memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan menganggap bahwa banyak orang yang iri padanya
• Suka mengambil keuntungan dari orang lain demi mencapai impiannya
• Sering berkhayal tentang berbagai hal, seperti sukses di tempat kerja, menjadi paling hebat di antara teman-temannya, atau memiliki kehidupan yang sempurna

Penderita gangguan kepribadian narsisistik mungkin terlihat memiliki kepercayaan diri yang normal seperti orang kebanyakan. Namun, faktanya tidak begitu. Orang dengan gangguan kepribadian narsisistik hampir tidak pernah rendah hati dan selalu menganggap dirinya lebih baik dan lebih penting dari orang lain.
Hal tersebut tentu berbalik dengan perilaku narsis yang normal. Orang dengan sikap ini masih menyadari batasan dan kesalahan yang mungkin telah diperbuat. Dia juga berusaha memperbaiki hubungan ketika secara tidak sengaja menyakiti orang lain.(Alodokter.com)

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *