TOXIC PRODUCTIVITY : KENALI DAN ATASI, BISA JADI ANDA SALAH SATUNYA
Toxic productivity merupakan sebuah keinginan tidak biasa untuk menjadi produktif setiap saat. tetapi, produktivitas yang berlebihan juga dapat menyebabkan burnout dan mengganggu kesehatan mental yang malah berakibat sebaliknya. Anda justru menjadi kurang produktif. Toxic productivity dianut oleh masyarakat yang sangat gila kerja atau mereka yang suka meraih sebuah mimpi yang kadang tak realistis.
TANDA TANDA TOXIC PRODUCTIVITY
1. Bekerja hingga mengabaikan kesehatan
2. Tidak terhubung dengan orang dekat
3. Memiliki harapan yang tidak realistis untuk diri sendiri dan mengabaikan informasi penting
4. Produktivitas beracun adalah kecanduan kerja pada steroid
5. Waktu senggang membuatmu cemas
6. sering mempertanyakan, “Apa gunanya semua ini?”
7. Bersosialisasi membuatmu gelisah karena belum melakukan kegiatan produktif
8. Sukses terasa tidak berarti
9. Anda tidak dapat mengingat kapan terakhir kali Anda merasakan kegembiraan
TIPS MENGATASINYA
Berikut ini tips mengatasi toxic productivity yang bisa anda coba:
1. Kenali Tanda-Tandanya dan Sadari Masalahnya
Langkah pertama untuk mengatasi toxic productivity adalah dengan menyadari bahwa anda memiliki masalah yang perlu diperbaiki. Kenalilah tanda-tandanya, seperti apakah anda sering merasa harus melakukan lebih banyak hal, dan merasa bersalah bila tidak melakukan sesuatu atau membuang-buang waktu. Bila anda terus-menerus berusaha mengerjakan apa saja atau merasa bersalah, itu adalah toxic productivity. Tanda lainnya adalah merasa sangat kelelahan, bahkan ketika bangun di pagi hari.
2. Berilah Jeda untuk Beristirahat
Salah satu ciri toxic productivity adalah terus-menerus bertanya kepada diri sendiri, “Apa yang bisa saya kerjakan sekarang?”, bahkan pada saat akhir pekan.
Menurut Milasas, pertanyaan tersebut harus diubah. Alih-alih mencari hal selanjutnya untuk dikerjakan, berilah diri sendiri waktu untuk beristirahat setelah selesai mengerjakan suatu proyek. Atau anda bisa mencari hal lain yang lebih ringan untuk dikerjakan yang tidak menimbulkan stres.
3. Masukkan Perawatan Diri ke Daftar Tugas yang Harus Dikerjakan
Usahakanlah untuk merawat diri anda sendiri, dengan cara apa pun anda ingin melakukannya. Anda mungkin bisa lari pagi atau istirahat minum teh di sore hari, atau menonton TV sambil ngemil keripik. Bagaimanapun cara anda bersantai, jadikan hal itu sebagai prioritas yang harus dikerjakan sama seperti anda mengerjakan proyek penting.
4. Ganti Toxic Productivity dengan Pemisahan Profesional
Bila anda mengalami toxic productivity, anda perlu belajar keterampilan “professional detachment”, istilah yang diungkapkan oleh Ruettimann dalam bukunya. Pemisahan profesional artinya anda tetap berkomitmen pada pekerjaan anda dan melakukannya dengan sebaik mungkin sambil memahami bahwa pekerjaan anda bukan lah satu-satunya identitas anda. Dengan begitu, anda bisa bekerja keras, tetapi tidak terikat pada pekerjaan tersebut
5. Tetapkan tujuan yang realistis; sesuaikan sesuai kebutuhan.
Penting untuk mempertimbangkan konteksnya saat menetapkan tujuan. Selama waktu ini ketika mungkin ada tuntutan ekstra pada Anda (mungkin Anda menyekolahkan anak-anak Anda di rumah atau menyesuaikan diri dengan bekerja dari rumah), Anda mungkin perlu mengurangi tujuan Anda untuk mengakomodasi transisi tersebut. Bagian dari bersikap realistis adalah menyadari bahwa kantor pusat Anda cenderung memiliki lebih banyak gangguan, interupsi, dan stres daripada kantor lama Anda. Saat kita berada di bawah tekanan, kemampuan kita untuk berkonsentrasi dan berpikir jernih menurun, jadi mungkin juga berguna untuk memperpanjang tenggat waktu untuk mengakomodasi peningkatan tingkat stres.
6. Tentukan batasan pekerjaan
Menentukan batasan pekerjaan – waktu yang cukup untuk tidur, menghabiskan waktu bersama keluarga, dan melakukan hobi – dapat mengurangi penekanan pada produktivitas yang konstan. Mengatur jadwal untuk mematikan email kantor atau meletakkan telepon Anda dapat membantu menyesuaikan kembali keseimbangan kehidupan kerja Anda.
7. Ganti “Toxic Productivity” Menjadi Pencapaian Pribadi
Dibandingkan dengan mengejar ambisi untuk menyelesaikan semua pekerjaan dengan cepat, sebaiknya ubah mindset Anda untuk menentukan apa saja yang menjadi pencapaian pribadi dari yang Anda targetkan.
Dengan memiliki susunan pencapaian pribadi, Anda bisa fokus pada goals Anda dan membuat prioritas pada pekerjaan.
8. Cari bantuan kesehatan mental
Terakhir, jika Anda terus merasakan tanda-tanda produktivitas beracun bahkan setelah memperkenalkan taktik ini ke pekerjaan dan kehidupan rumah Anda, carilah bantuan dari profesional kesehatan mental untuk memastikan Anda tidak kehabisan tenaga di masa depan.
Sumber:
https://www.thehealthy.com/mental-health/stress/toxic-productivity/
https://www.wrike.com/blog/ways-to-combat-toxic-productivity/
https://www.createcultivate.com/blog/what-is-toxic-productivity/
https://www.halodoc.com/artikel/awas-toxic-productivity-yang-rentan-terjadi-pada-pekerja
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3649491/ciri-ciri-orang-yang-terjebak-dalam-toxic-productivity
https://trainingcenter.events/articles/detail/bukan-produktif-hindari-toxic-productivity-dengan-5-cara-ini
https://www.sehatq.com/artikel/toxic-productivity-dalam-pekerjaan-berbahaya-bagi-kesehatan-mental