Pernahkah kalian mendengar istilah cat calling? Cat calling adalah sebuah istilah tentang pelecehan seksual secara verbal melalui panggilan-panggilan menggoda maupun bersifat merendahkan. Banyak yang menganggap remeh mengenai catcalling karena merasa itu hanya candaan semata atau wujud keramahan padahal bagi orang lain yang mendapat panggilan tersebut bisa jadi merasa terganggu ataupun merasa rishi

Catcalling adalah bentuk pelecehan jalanan yang biasanya melibatkan seorang pria yang mengarahkan komentar seksual yang tidak diinginkan, gerak tubuh, atau bersiul ke arah wanita asing. Catcalling biasanya menarik perhatian pada penampilan fisik wanita, memperkuat anggapan bahwa wanita adalah objek seksual. Studi telah menjelaskan sejauh mana pertemuan ini berdampak negatif pada korban, dengan respons fisik termasuk kesulitan bernapas, mati rasa, dan mual, dan respons emosional termasuk rasa malu, ketidakberdayaan, ketakutan, dan rasa malu secara fisik.

BENTUK-BENTUK CATCALLING:
Dalam melakukan catcalling, para catcaller biasanya berbicara dengan nada yang ramah dan menunjukkan gestur yang menggoda. Catcaller bisa melakukan aksinya seorang diri atau saat sedang berkelompok bersama teman-temannya.
Berikut ini adalah beberapa bentuk catcalling yang penting untuk kamu ketahui:
• Melontarkan kalimat pujian, misalnya “Selamat pagi, Cantik.” atau “Wangi banget sih, mau pergi ke mana?”
• Melontarkan kalimat yang sensual, contohnya “Bagus banget sih badannya, nengok dong.”
• Memberikan gestur vulgar, seperti berkedip, bersiul, memberikan tatapan penuh nafsu, menggigit bibir bawah, menjulurkan lidah, melambaikan tangan, atau mengeluarkan suara ciuman
• Menghalang-halangi jalan atau menguntit sampai di tujuan

Para penyintas cat calling akan mendapati dirinya merasa bahaya. Ketakutan yang terjadi akibat cat calling bisa jadi karena sebelumnya mendapat perlakuan tidak menyenangkan atau mendapat pelecehan seksual secara langsung sehingga meskipun hanya sebuah panggilan dapat menyebabkan ia merasa seperti dipenjara

Perempuan yang menjadi penyintas catcalling dapat terkena dampak psikologis, baik dampak jangka pendek maupun jangka panjang. Dampak jangka pendek hanya dialami sesaat atau beberapa hari setelah kejadian, seperti timbulnya rasa malu, terhina, ataupun marah yang biasanya berdampak pada siklus tidur (mengalami insomnia) dan berkurangnya selera makan (lost of appetite). Di lain sisi, dampak panjangnya adalah trauma yang ditunjukkan dengan pandangan negatif mengenai laki-laki. Contohnya, ketika perempuan melihat laki-laki yang berkumpul di jalan, maka perempuan tersebut akan terus menganggap bahwa laki-laki tersebut mungkin melakukan catcalling kepada kepadanya. Apabila trauma terjadi lebih dari 30 hari, maka penyintas bisa saja mengalami post-traumatic stress disorder. Menurut Hayati (2000), ada tiga kategori post-traumatic stress disorder yang biasanya dialami oleh penyintas, antara lain:
1. Hyper Arousal: Pertama, gejala ini dipengaruhi oleh kerja hormon yang ikut berubah seiring berubahnya kondisi psikis. Gejala umumnya adalah agresi, insomnia, dan reaksi emosional yang intens seperti depresi. Dalam kategori ini, penyintas akan merasakan seakan-akan peristiwa buruk terus-menerus terjadi.
2. Intrution: Penyintas mengalami constant revealing of the traumatic event. Penyintas tidak mampu mengendalikan munculnya ingatan yang terus berulang, seperti kilas balik dan pada tingkat yang parah berupa kekacauan ingatan.
3. Numbing: Mati rasa. Gejala ini wajar jika berlangsung dalam waktu yang pendek. Tentunya tidak wajar jika berlangsung secara terus-menerus karena bisa menyebabkan penyintas menjadi detached (terpencil dari interaksi sosial) dan indifferent (dingin dan acuh tak acuh). Dampak ini bisa membuat penyintas menjadi rendah diri, tidak percaya diri, menyalahkan diri sendiri, dan mengalami gangguan reproduksi (seperti gangguan siklus haid) karena penyintas merasa tertekan.
Namun cat calling tidak hanya dirasakan oleh para wanita, para pria juga bisa merasakan cat calling. Ketika sebuah panggilan atau sapaan sangat mengganggu bagi orang lain, terlebih jika kata katanya terlalu vulgar. Mungkin bagi sebagian orang menganggap jika yang mengalami pria itu bukanlah sebuah pelecehan

ALASAN SESEORANG MELAKUKAN CATCALLING
Sebuah penelitian menyatakan, tidak sedikit catcaller yang mengganggap bahwa panggilan-panggilan itu hanyalah keisengan saja. Mereka mengaku, perilaku tersebut dilakukan secara spontan karena ingin menyanjung dan tidak berniat untuk merendahkan atau menyakiti korban.
Banyak catcaller lainnya melakukan catcalling dengan tujuan menunjukkan ketertarikan dan mengharapkan respons dari korban, seperti korban yang membalas ucapan pelaku dengan memberikan senyuman atau merasa tersanjung.
Tidak sedikit juga catcaller yang justru menginginkan respons negatif dari korban, seperti terkejut, takut, dan marah.
Selain itu, dalam penelitian tersebut juga dijelaskan bahwa sebagian kecil catcaller melakukan catcalling atas dasar kebencian terhadap wanita yang berlebihan (misoginis) atau adanya sikap menolak feminisme.

CARA MENYIKAPI CATCALLING
Catcalling bisa membuat korbannya merasa tidak nyaman, malu, sedih, takut, marah, bahkan rendah diri, karena merasa tampilannya “mengundang” komentar orang lain.
Tak jarang, korban catcalling juga merasa trauma sehingga kerap merasakan mual, mati rasa, hingga kesulitan bernapas, jika mengingat ucapan atau perlakuan pelaku. Pada beberapa korban, jika perlakuan tersebut dibiarkan terus-menerus, maka kondisinya bisa berkembang menjadi PTSD.
Lalu, bagaimana cara yang tepat untuk merespons catcalling? Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa kamu lakukan:
• Katakan dengan tenang tetapi dengan intonasi yang tegas kepada pelaku bahwa sikap mereka tidak dapat diterima.
• Jika catcaller mengikuti atau membuntutimu, usahakan untuk tetap berada di tempat yang ramai sehingga kamu bisa meminta bantuan orang lain jika tindakan pelaku mulai terasa membahayakan.
• Jika perilakunya berulang, laporkan kejadian tersebut ke petugas keamanan setempat atau pihak berwenang dan minta perlindungan kepada pihak terkait.
• Jangan sendirian dan usahakan untuk menghindari lokasi tempat pelaku sering melakukan catcalling.

usd.ac.id
www.alodokter.com
www.sehatq.com