KATARSIS DAN CERDAS BEREMOSI
PENGERTIAN KATARSIS
Ada yang tahu tentang katarsis? Katarsis berasal dari bahasa Yunani katharsis yang berarti pemurnian atau pembersihan. Dalam ranah psikologi, katarsis diartikan sebagai upaya untuk membersihkan diri dari perasaan negatif, seperti kemarahan, dendam, kesedihan, atau luka batin yang terpendam.
Dalam istilah psikologi, katarsis diartikan sebagai pelampiasan amarah yang positif agar seseorang merasa lebih lega dan bisa menjalani aktivitas sehari-hari dengan perasaan yang lebih baik. (alodokter)
Teori yang berkembang berbunyi “ akan membuat anda lebih enak”. Namun sebagaimana diisyaratkan dalam temuan temuan Zillmann, ada alasan untuk menentang katarsis. Alasan tersebut telah muncul sejak 1950an ketika parea ahli menguji efek efek katarsis dalam percobaan, dan berulang kali menemukan bahwa melampiaskan amarah tak ada atau sedikit sekali hubungannya dengan meredakan (Meskipun karena sifat amarah yang memikat, tindakan itu terasa memuaskan) (Daniel Goleman:1995)
Agar pelampiasan amarah bisa benar benar ada hasilnya, ada syarat-syarat tertentu yang dipenuhi. Yaitu dengan menunjukkannya langsung ke orang yang bersangkutan, sehinggal dapat mengembalikan perasaan berkuasa atau mengurangi ketidakadilan, atau setidaknya bisa menimbulkan “perasaan bersalah yang sesuai” pada orang lain dan membuatnya mau mengubah perbuatan buruknya tanpa niat balas dendam. Tetapi, karena sifat amarah yang mudah meledak, boleh jadi tindakan ini lebih mudah teorinya daripada praktiknya.”
Tice menemukan bahwa melampiaskan amarah merupakan salah satu cara terburuk untuk meredakannya: ledakan amarah biasanya memompa perangsangan otak emosional, akibatnya amarah orang justru bertambah, bukannya berkurang. Dari cerita orang-orang tentang saat-saat mereka melampiaskan amarahnya kepada orang yang membuatnya marah, Tice menemukan bahwa tindakan itu justru memperpanjang suasana marah, bukan menghentikannya.(Daniel Goleman:1995)
Ledakan emosi merupakan pembajakan saraf. Bukti menujukkan bahwa pada saat-saat tersebut, pusat dalam otak limbik mengumumkan adanya keadaan darurat, sambil menghimpun bagian lain otak untuk mendukung agendanya yang mendesak. Pembajakan itu berlangsung seketika, dan memicu reaksi atas momen penting sebelum neokorteks, bagian otak yang berpikir memahami sepenuhnya apa yang terjadi, misalnya memutuskan apakah tindakan itu merupakan gagasan yang baik. (Daniel goleman:1995)
Tapi apakah katarsis semuanya buruk? Tentu saja tidak. Katarsis bisa jadi bermanfaat jika anda melampiaskannya dengan benar dan dengan cara yang positif. Katarsis mengacu pada kemampuan untuk mengurangi konflik terhadap perasaan dirinya dan orang lain yang dapat mengganggu perkembangan fisik, psikologi, emosional dan social seseorang. Sehingga penyaluran emosinya harus sesuai (yesdok)
MANFAAT KATARSIS, CARA PELAMPIASAN EMOSI UNTUK KESEHATAN MENTAL
Terkadang, beberapa situasi bisa membuat Anda sedih, emosi, kesal, bahkan frustrasi. Dalam kondisi tersebut sering kali seseorang melampiaskan perasaan dengan cara yang salah. Alih-alih menghilangkan amarah, Anda malah menimbulkan masalah lain.
Nah, daripada melampiaskan perasaan dengan cara tidak tepat, Anda mungkin perlu mencoba katarsis emosi. Berikut adalah contoh praktik katarsis emosi 1. Olahraga
2. Memainkan atau mendengarkan musik
3. Menulis
4. Membaca buku dan menonton film
5. Melukis
6. Bepergian (klikdokter, sehatq, pijarpsikologi)
ADA BEBERAPA CARA UNTUK MENGENDALIKAN EMOSI YAITU SEBAGAI BERIKUT:
a. Sadarilah bahwa emosi negative tidak bertahan lama. Jika memang marah tentang sesuatu saat ini, belum tentu juga masih marah pada tahun depan, minggu depan atau bahkan esok hari
b. Periksalah emosi Anda. Belajar untuk memperhatikan kondisi mental dan fisiologi anda ketika sedang emosional. Tanyakanlah mengapa pada diri anda. Cobalah memberikan label pada emosi tersebut. Analisas mengapa anda merasakan emosi, kemudian akuilah pada diri aku sendiri
c. Ciptakan ruang. Banyak tantangan yang ditimbulkan oleh emosi kita sesungguhnya dapat dihilangkan jika kita bisa mengambil waktu sejenak sebelum bereaksi. Amarah bukan sesuatu yang tiba tiba muncul dalam diri kita, namun kitalah yang mengizinkan amarah itu untuk muncul
d. Temukan panutan. Pelajari cara untuk mengendalikan emosi anda dari orang yang mampu menjaga ketenangan mereka dalam keadaan apapun.
e. Temukan cara yang segar untuk melepaskan emosi negatif. Tindakan kita dapat memengaruhi suasana hati kita. Jika anda merasa bosan menonton TV, maka tidak ada alasan terus menerus menonton TV. Bangkitlah dan temukan aktivitas yang menarik
f. Fokuslah pada napas. Banyak yang beranggapan jika emosi sepenuhnya bersifat psikologis, namun sebenarnya juga ada komponen fisiknya. Sadarilah bahwa semua emosi pada akhirnya akan dialami sebagaui perasaan fisik dalam tubuh anda. Perhatikan bagaimana anda bernapas dalam kondisi emosi tertentu dan cobalah untuk memahaminya (Garvin Goei:2020)
Ada yang tahu tentang katarsis? Katarsis berasal dari bahasa Yunani katharsis yang berarti pemurnian atau pembersihan. Dalam ranah psikologi, katarsis diartikan sebagai upaya untuk membersihkan diri dari perasaan negatif, seperti kemarahan, dendam, kesedihan, atau luka batin yang terpendam.
Dalam istilah psikologi, katarsis diartikan sebagai pelampiasan amarah yang positif agar seseorang merasa lebih lega dan bisa menjalani aktivitas sehari-hari dengan perasaan yang lebih baik. (alodokter)
Teori yang berkembang berbunyi “ akan membuat anda lebih enak”. Namun sebagaimana diisyaratkan dalam temuan temuan Zillmann, ada alasan untuk menentang katarsis. Alasan tersebut telah muncul sejak 1950an ketika parea ahli menguji efek efek katarsis dalam percobaan, dan berulang kali menemukan bahwa melampiaskan amarah tak ada atau sedikit sekali hubungannya dengan meredakan (Meskipun karena sifat amarah yang memikat, tindakan itu terasa memuaskan) (Daniel Goleman:1995)
Agar pelampiasan amarah bisa benar benar ada hasilnya, ada syarat-syarat tertentu yang dipenuhi. Yaitu dengan menunjukkannya langsung ke orang yang bersangkutan, sehinggal dapat mengembalikan perasaan berkuasa atau mengurangi ketidakadilan, atau setidaknya bisa menimbulkan “perasaan bersalah yang sesuai” pada orang lain dan membuatnya mau mengubah perbuatan buruknya tanpa niat balas dendam. Tetapi, karena sifat amarah yang mudah meledak, boleh jadi tindakan ini lebih mudah teorinya daripada praktiknya.”
Tice menemukan bahwa melampiaskan amarah merupakan salah satu cara terburuk untuk meredakannya: ledakan amarah biasanya memompa perangsangan otak emosional, akibatnya amarah orang justru bertambah, bukannya berkurang. Dari cerita orang-orang tentang saat-saat mereka melampiaskan amarahnya kepada orang yang membuatnya marah, Tice menemukan bahwa tindakan itu justru memperpanjang suasana marah, bukan menghentikannya.(Daniel Goleman:1995)
Ledakan emosi merupakan pembajakan saraf. Bukti menujukkan bahwa pada saat-saat tersebut, pusat dalam otak limbik mengumumkan adanya keadaan darurat, sambil menghimpun bagian lain otak untuk mendukung agendanya yang mendesak. Pembajakan itu berlangsung seketika, dan memicu reaksi atas momen penting sebelum neokorteks, bagian otak yang berpikir memahami sepenuhnya apa yang terjadi, misalnya memutuskan apakah tindakan itu merupakan gagasan yang baik. (Daniel goleman:1995)
Tapi apakah katarsis semuanya buruk? Tentu saja tidak. Katarsis bisa jadi bermanfaat jika anda melampiaskannya dengan benar dan dengan cara yang positif. Katarsis mengacu pada kemampuan untuk mengurangi konflik terhadap perasaan dirinya dan orang lain yang dapat mengganggu perkembangan fisik, psikologi, emosional dan social seseorang. Sehingga penyaluran emosinya harus sesuai (yesdok)
MANFAAT KATARSIS, CARA PELAMPIASAN EMOSI UNTUK KESEHATAN MENTAL
Terkadang, beberapa situasi bisa membuat Anda sedih, emosi, kesal, bahkan frustrasi. Dalam kondisi tersebut sering kali seseorang melampiaskan perasaan dengan cara yang salah. Alih-alih menghilangkan amarah, Anda malah menimbulkan masalah lain.
Nah, daripada melampiaskan perasaan dengan cara tidak tepat, Anda mungkin perlu mencoba katarsis emosi. Berikut adalah contoh praktik katarsis emosi 1. Olahraga
2. Memainkan atau mendengarkan musik
3. Menulis
4. Membaca buku dan menonton film
5. Melukis
6. Bepergian (klikdokter, sehatq, pijarpsikologi)
ADA BEBERAPA CARA UNTUK MENGENDALIKAN EMOSI YAITU SEBAGAI BERIKUT:
a. Sadarilah bahwa emosi negative tidak bertahan lama. Jika memang marah tentang sesuatu saat ini, belum tentu juga masih marah pada tahun depan, minggu depan atau bahkan esok hari
b. Periksalah emosi Anda. Belajar untuk memperhatikan kondisi mental dan fisiologi anda ketika sedang emosional. Tanyakanlah mengapa pada diri anda. Cobalah memberikan label pada emosi tersebut. Analisas mengapa anda merasakan emosi, kemudian akuilah pada diri aku sendiri
c. Ciptakan ruang. Banyak tantangan yang ditimbulkan oleh emosi kita sesungguhnya dapat dihilangkan jika kita bisa mengambil waktu sejenak sebelum bereaksi. Amarah bukan sesuatu yang tiba tiba muncul dalam diri kita, namun kitalah yang mengizinkan amarah itu untuk muncul
d. Temukan panutan. Pelajari cara untuk mengendalikan emosi anda dari orang yang mampu menjaga ketenangan mereka dalam keadaan apapun.
e. Temukan cara yang segar untuk melepaskan emosi negatif. Tindakan kita dapat memengaruhi suasana hati kita. Jika anda merasa bosan menonton TV, maka tidak ada alasan terus menerus menonton TV. Bangkitlah dan temukan aktivitas yang menarik
f. Fokuslah pada napas. Banyak yang beranggapan jika emosi sepenuhnya bersifat psikologis, namun sebenarnya juga ada komponen fisiknya. Sadarilah bahwa semua emosi pada akhirnya akan dialami sebagaui perasaan fisik dalam tubuh anda. Perhatikan bagaimana anda bernapas dalam kondisi emosi tertentu dan cobalah untuk memahaminya (Garvin Goei:2020)