Konsep kesehatan berlandaskan agama yang memiliki konsep jangka panjang dan tidak hanya berorientasi pada masa kini, sekarang. Disini agama dapat memberi dampak yang cukup berarti dalamkehidupan manusia, termasuk kepada kesehatan. Solusi terbaik untuk dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan mental adalah dengan mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, kesehatan mental seseorang dapat ditandai dengan kemampuan orang tersebut dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya, mampu mengembangkan potensi yan terdapat dalam dirinya sendiri semaksimal mungkin untuk menggapai ridho allah SWT, serta dengan mengembangkan seluruh aspek kecerdasanintelektual.

Hubungan antara agama sebagai keyakinan dan kesehatan jiwa, terletak pada sikap penyerahan diri seseorang terhadap suatu kekuasaan Yang Maha Tinggi. Sikap tersebut akan memberikan sikap optimis pada diri seseorang sehingga muncul perasaan positif seperti rasa bahagia, puas, sukses, merasa dicintai, atau merasa aman.

Oleh karena itu, psikologi agama ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, maka ada baiknya kita mengetahui apa sebenarnya manfaat psikologi agama ini dalam kehidupan kita sehari-hari.

Berikut ini beberapa manfaat yang dimaksud yaitu:

  1. Keimanan

Keimanan dalam psikologi agama tersebut apa yang dicari didunia ini tidak akan dibawa dalamkehidupan akhirat nantinya, namun yang dibawa hanyalah amal dan perbuatan selama di dunia

 

  1. Perubahan emosional

Pada umumnya perubahan emosional pada seseorang tentunya berubah-ubah dan bisa saja terjadi diluar kesadaran seseorang. Dengan mempraktekkan psikologi agama ini dalam kehidupan sehari-hari maka diharapkan dapat mengelola emosi sebaik mungkin

 

  1. Pemecahan masalah

Jika seseprang mengerti akan psikologi agama maka, cara pandang seseorang dalam menghadapi masalah juga akan berbeda, begitupun dengan pemecahan masalah tersebut.

 

  1. Pengaruh terhadap etos kerja

Psikologi agama juga memberi manfaat bagi seseorang dalam etos kerja. Karena dalam psikologi agama bekerja merupakan ibadah. Jadi jika dirasa pekerjaan adalah ibadah, maka sudah seharusnya pekerjaan itu dilakukan dengan sepenuh hati, dan tanggung jawab

 

Sumber:

Dr. Yusron Masduki, S. Ag., M. Pd.I,  Dr. Idi Warsah, M.Pd.I (Buku Psikologi Agama)