PSIKOSIS : BIAS ANTARA FAKTA DAN ILUSI
Tak jarang manusia berimajinasi, membayangkan banyak hal yang ia sukai yang membuat seseorang nyaman dan terlarut dalam keadaan. Imajinasi bisa membuat seseorang relax karena dapat menyelami khayalan yang ia inginkan. Namun tak jarang karena kenyataan yang tidak menyenangkan seseorang terlarut dalam imajinasi sehingga sulit membedakan antara kenyataan dan imajinasi
Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat menungkatkan risiko seseorang mengalami psikosis. Mulai dari mereka yang memiliki pola tidur yang buruk, gemar mengonsumsi alkohol atau menggunakan ganja, dan mengalami trauma akibat kehilangan seseorang yang dicintai, seperti orangtua atau pasangan.
FASE PSIKOSIS
A. Gejala sebelum psikosis muncul
Sebelum penderita benar-benar mengalami psikosis, penderita mulai merasakan beberapa perubahan, terutama dalam cara berpikir dan memahami tentang dunia. Anda atau anggota keluarga mungkin akan melihat perubahan pada hal-hal berikut:
• Penurunan performa kerja di kantor atau nilai di sekolah
• Kesulitan dalam berkonsentrasi atau berpikir jernih
• Merasa curiga dan tidak tenang di sekitar orang lain
• Kurang menjaga kebersihan diri
• Menghabiskan waktu sendirian lebih lama dari biasanya
• Merasakan emosi yang terlalu intens
• Terkadang tidak merasakan emosi apapun
B. Gejala awal psikosis
Saat penderita mulai memasuki fase awal psikosis, tanda-tanda dan gejala yang mungkin akan timbul meliputi:
• Mendengar, melihat, atau merasakan sesuatu yang orang lain tidak rasakan
• Meyakini atau berpikir mengenai sesuatu, tidak peduli dengan apa kata orang lain
• Menarik diri dari keluarga dan teman-teman
• Tidak lagi menjaga atau memerhatikan diri sendiri
• Kehilangan kemampuan berpikir jernih atau fokus pada sesuatu
C. Gejala episodik psikosis
Ketika kondisi yang dialami sudah semakin parah dan terus berulang secara berkala, penderita akan merasakan beberapa gejala seperti:
Halusinasi
Umumnya, penderita akan merasakan halusinasi auditori, yaitu mendengar suara-suara yang seharusnya tidak ada. Ada pula halusinasi sentuhan atau taktil, yaitu merasakan sensasi atau sentuhan aneh yang sulit dijelaskan. Jenis halusinasi lain adalah visual, yaitu ketika penderita melihat sesuatu atau seseorang yang tidak ada.
Delusi
Orang yang mengalami delusi memiliki keyakinan atau kepercayaan kuat yang tidak masuk akal dan tidak dapat dibuktikan secara faktual. Beberapa contohnya adalah penderita meyakini adanya dorongan eksternal yang memengaruhi tindakan dan perasaan, atau percaya bahwa semua orang akan melukainya. Delusi jenis ini disebut dengan delusi paranoid. Ada pula yang percaya bahwa ia mempunyai kekuatan supernatural. Bahkan, beberapa di antaranya percaya bahwa ia adalah Tuhan. Kondisi tersebut termasuk dalam delusi grandeur.