TANTRUM PADA ANAK TIBA TIBA TERJADI? LAKUKAN INI UNTUK MEREDAKAN TANTRUM PADA ANAK
Tantrum adalah gejala yang sering terjadi pada balita dan usia pra sekolah. The Journal of Pediatrics, mengungkapkan bahwa 70 persen anak berusia 18-24 bulan mengalami tantrum. Namun, tantrum tersebut tidak serta merta hilang pada usia 2 tahun. Bahkan, beberapa peneliti menemukan bahwa insiden tantrum tertinggi terjadi pada rentang usia 3-5 tahun. Sekitar 75 persen anak prasekolah juga masih melakukan tantrum. Dimana mereka mendadak marah akan suatu hal. Dengan emosi yang meledak ledak. Bahkan bagi anak yang mengalami tantrum juga tak jarang mengamuk hingga melempar barang barang yang ada di sekitarnya.
Tantrum adalah ekspresi frustrasi anak kecil dengan keterbatasan atau kemarahannya karena tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkannya. Mungkin anak Anda mengalami kesulitan mencari tahu sesuatu atau menyelesaikan tugas. Mungkin anak Anda tidak memiliki kata-kata untuk mengungkapkan perasaannya. Frustrasi dapat memicu ledakan — menghasilkan amarah.
Sebagai orang tua, menanggapi anak tantrum dengan nada tinggi dan balasan dengan omelan akan membuat anak yang tantrum akan semakin menjadi jadi.
MENCEGAH TANTRUM PADA ANAK
Mungkin tidak ada cara yang benar benar efektif untuk mencegah amukan anak saat tantrum, tetapi ada banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk mendorong perilaku yang baik bahkan pada anak bungsu.
Sebagai contoh:
1. Konsisten. Tetapkan rutinitas harian sehingga anak Anda tahu apa yang diharapkan. Tetap pada rutinitas sebanyak mungkin, termasuk waktu tidur siang dan waktu tidur. Kemarahan seorang anak bisa menjadi pendek jika dia tidak memiliki cukup waktu istirahat atau waktu tenang.
2. Tetapkan Rencana. Jalankan tugas ketika anak Anda tidak mungkin lapar atau lelah. Jika Anda sedang bepergian dan akan menunggu dalam antrean, bawalah mainan kecil atau makanan ringan untuk menemani anak Anda sehingga tidak membuat mereka bosan
3. Biarkan anak Anda membuat pilihan yang tepat. Hindari mengatakan tidak untuk semuanya. Untuk memberi anak Anda rasa kontrol, biarkan dia membuat pilihan. “Mau pakai baju merah atau baju biru?” “Apakah kamu ingin makan stroberi atau pisang?” “Apakah Anda ingin membaca buku atau membangun menara dengan balok-balok Anda?”
4. Pujilah perilaku yang baik. Tawarkan perhatian ekstra ketika anak Anda berperilaku baik. Beri anak Anda pelukan atau beri tahu anak Anda betapa bangganya Anda ketika dia berbagi atau mengikuti arahan.
5. Hindari situasi yang mungkin memicu tantrum. Jangan berikan mainan anak Anda yang terlalu canggih untuknya. Jika anak Anda meminta mainan atau camilan saat Anda berbelanja, jauhi area dengan godaan ini. Jika balita Anda bertingkah di restoran, pilih tempat yang menawarkan layanan cepat.
6. Alihkan perhatian anak Anda. Manfaatkan rentang perhatian si kecil yang pendek dengan menawarkan sesuatu yang lain sebagai ganti dari apa yang tidak dapat mereka miliki. Mulailah aktivitas baru untuk menggantikan aktivitas yang membuat frustrasi atau terlarang. Atau hanya mengubah lingkungan. Bawa balita Anda ke luar atau ke dalam atau pindah ke ruangan lain.
7. Pertimbangkan permintaan dengan hati-hati ketika anak Anda menginginkan sesuatu. Apakah itu keterlaluan? Anda harus melihat apakah itu tidak buruk untuk anak Anda atau memang hanya membawa pengaruh buruk. Jika tidak masalah, tidak ada salahnya mengabulkan permintaan anak.
8. Ketahui batasan anak Anda. Jika Anda tahu anak Anda lelah, ini bukan waktu terbaik untuk berbelanja atau mencoba melakukan satu tugas lagi.
CARA MENGATASI TANTRUM PADA ANAK
Anda sudah melakukan yang terbaik untuk membuat anak anda nyaman. Anda juga tidak membuat situasi anak anda menyenangkan namun entah bagaimana anak anda tetap Tantrum? Lakukan beberapa langkah berikut:
1. Tetap tenang
Saat anak tantrum, Anda harus tetap tenang dan jangan membalas berteriak atau memaksa anak menghentikan amukannya. Sikap yang tenang akan membuat tantrum Si Kecil lebih mudah untuk diatasi. anda juga bisa mengajaknya ke tempat yang lebih sepi dan tenang guna menenangkan emosinya.
2. Cari tahu penyebab tantrum
Beragam hal bisa menjadi penyebab tantrum pada anak, seperti keinginan yang tidak terpenuhi atau adanya perasaan lapar dan mengantuk yang sulit diungkapkan. Jika anak belum bisa mengekspresikan apa yang ia rasakan, salah satu cara untuk mengenali penyebabnya adalah dengan menanyakan secara langsung.
3. Alihkan perhatian Si Kecil
Anak kecil sangat mudah melupakan sesuatu dan tertarik pada hal baru. Anda bisa memanfaatkan hal ini untuk mengalihkan perhatiannya saat tantrum. Misalnya, Anda bisa memberikan mainan yang sudah lama tidak dimainkan atau memberikan camilan kesukaannya saat anak berteriak, marah, atau terlihat rewel.
4. Memeluknya
Anak yang sedang tantrum di tempat umum sering membuat orangtua ikut emosi. Namun, saat melihat anak mengamuk, pelukan menjadi hal pertama yang bisa Anda lakukan untuk meredamnya. Pelukan bisa membuat anak merasa aman dan tahu bahwa orangtuanya peduli, walau Anda tidak setuju dengan ulahnya.
5. Jangan memukul anak
Untuk mengatasi tantrum, pola asuh otoritatif lebih cocok untuk diterapkan. Jadi, jangan memukul atau mencubitnya. Ini justru dapat membuat anak jadi suka memukul untuk menyampaikan keinginannya. Sebagai gantinya, Bunda bisa memeluk atau mencium Si Kecil untuk menenangkan emosinya. Selain menenangkan, pelukan dan ciuman juga bisa menjadi cara untuk menunjukkan bahwa Bunda benar-benar peduli dan mencintai mereka.
Sumber:
https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/tantrum/art-20047845
https://kidshealth.org/en/parents/tantrums.html
https://hellosehat.com/parenting/anak-1-sampai-5-tahun/perkembangan-balita/tantrum-pada-anak/
https://www.halodoc.com/artikel/kenali-jenis-tantrum-yang-sering-dilakukan-anak
https://www.alodokter.com/begini-cara-mengatasi-tantrum-pada-anak