Yuk, cari tau tentang Smiling Depression (Manipulasi Kebahagiaan)
Tak jarang orang lain yang menyembunyikan perasaan mereka yang sebenarnya karena terlalu takut bila ia mengungkapkannya, ia akan kecewa dengan respon orang lain. sehingga mereka akan cenderung berusaha untuk tidak menunjukkannya. Mereka terlalu takut jika orang tahu mereka sedang sedih, justru akan semakin menambah beban kepedihan mereka karena tidak setiap orang paham akan mental health. Sehingga banyak yang melakukan smiling depression untuk menyembunyikan luka dan kesedihan mereka.
Apa itu smiling depression? Dokter Jelaskan jika smiling depression adalah saat seseorang menutupi depresinya di balik senyuman. Seseorang dengan smiling depression terlihat bahagia di luar ketika, pada kenyataannya, mereka mungkin berjuang dengan perasaan putus asa dan kesedihan internal.
Biasanya, depresi dikaitkan dengan kesedihan, kelesuan, dan keputusasaan — seseorang yang tidak bisa bangun dari tempat tidur. Meskipun seseorang yang mengalami depresi pasti dapat merasakan hal-hal ini, bagaimana depresi muncul dengan sendirinya dapat bervariasi dari orang ke orang. Namun smiling depression justru mereka akan terlihat bahagia di publik, sering sekali tersenyum dan tertawa padahal mereka menahan kesedihan.
Orang yang sangat rentang melakukan smiling depression adalah para remaja. Karena banyak sekali orang tua yang menaruh ekspektasi tinggi kepada anaknya hingga akhirnya muncul beban baru dalam pikiran remaja yang membuat mereka tertekan. Tetapi tidak jarang para orang dewasa juga merasakannya karena unhealed pain sejak kecil,
Smiling depression tidak diakui sebagai suatu kondisi dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) tetapi kemungkinan akan didiagnosis sebagai gangguan depresi mayor dengan ciri-ciri atipikal.
CIRI CIRI SMILING DEPRESSION
Tidak jarang orang dengan smiling depression bekerja sangat keras untuk menyamarkan gejala mereka. Untuk alasan ini, penting untuk mencari tanda-tanda lain yang kurang jelas bahwa ada sesuatu yang salah, seperti perubahan kebiasaan mereka, kelelahan, dan kehilangan minat pada hal-hal yang pernah mereka nikmati.
Berikut daftar kemungkinan tanda yang harus dicari:
1. Perubahan nafsu makan: Sementara beberapa orang makan berlebihan saat mereka depresi, yang lain kehilangan nafsu makan.2 Perubahan berat badan umum terjadi pada semua jenis depresi.
2. Perubahan dalam tidur: Beberapa orang berjuang untuk bangun dari tempat tidur ketika mereka mengalami depresi karena mereka ingin tidur sepanjang waktu. Orang lain tidak bisa tidur dan mereka mungkin melaporkan insomnia atau menunjukkan perubahan besar dalam kebiasaan tidur mereka, seperti tetap terjaga di malam hari dan tidur di siang hari.
3. Perasaan putus asa: Rasa bersalah, tidak berharga, dan perasaan putus asa adalah hal biasa
4. Kehilangan minat dalam kegiatan: Individu dengan smiling depression mungkin tidak tertarik pada kegiatan yang biasanya mereka nikmati.
GEJALA SMILING DEPRESSION PADA REMAJA
Remaja dengan smiling depression menjadi sangat pandai menyembunyikan gejala mereka. Oleh karena itu, orang tua mungkin lebih mungkin mengidentifikasi beberapa tanda fisik dan perilaku sebagai indikator suatu masalah:
1. Tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit, termasuk tidur siang yang lama
2. Perubahan signifikan dalam nafsu makan atau berat badan
3. Perasaan berat di lengan dan kaki
4. Pegal-pegal
5. Sakit kepala
6. Iritabilitas dan kegelisahan
7. Penyalahgunaan zat
8. Reaksi ekstrim terhadap apa yang mereka lihat sebagai kritik atau penolakan.
HAL-HAL YANG MEMICU SMILING DEPRESSION
Ada beberapa hal yang dapat memicu seseorang mengidap smiling depression, yaitu:
1. Perubahan Besar dalam Hidup
Seperti halnya jenis depresi lain, depresi tersenyum dapat dipicu oleh suatu situasi, seperti hubungan yang gagal atau kehilangan pekerjaan. Itu juga bisa dialami sebagai keadaan konstan.
2. Pergolakan Batin
Secara budaya, orang mungkin menghadapi dan mengalami depresi secara berbeda, termasuk merasakan lebih banyak gejala somatik (fisik) daripada yang emosional. Dalam beberapa budaya atau keluarga, tingkat stigma yang lebih tinggi juga dapat berdampak. Misalnya, mengekspresikan emosi dapat dilihat sebagai “meminta perhatian” atau menunjukkan kelemahan atau kemalasan.
3. Media Sosial
Di era digital, penggunaan media sosial menjadi hal yang umum. Alih-alih hanya sebagai sarana komunikasi, banyak orang yang menggunakannya untuk memamerkan kehidupan mereka yang baik-baik saja. Sementara hal buruk, disimpan sendiri dan tidak ditunjukkan di media sosial. Secara perlahan, hal ini dapat membuka ruang yang luas untuk tumbuh suburnya smiling depression, dalam diri seseorang.
4. Pertimbangan
Secara budaya, orang mungkin menghadapi dan mengalami depresi secara berbeda, termasuk merasakan lebih banyak gejala somatik (fisik) daripada gejala emosional. Para peneliti percaya bahwa perbedaan ini mungkin berkaitan dengan pemikiran berorientasi internal versus eksternal: jika pemikiran Anda berorientasi eksternal, Anda mungkin tidak fokus pada keadaan emosional batin Anda tetapi sebaliknya mungkin mengalami lebih banyak gejala fisik.
Di beberapa budaya atau keluarga, tingkat stigma yang lebih tinggi juga dapat berdampak. Misalnya, mengekspresikan emosi dapat dilihat sebagai “meminta perhatian” atau menunjukkan kelemahan atau kemalasan. Jika seseorang memberi tahu Anda untuk “Abaikan saja” atau bahwa “Anda tidak berusaha cukup keras” untuk merasa lebih baik, Anda di masa depan cenderung tidak mengekspresikan emosi ini.
5. Budaya
orang mungkin menghadapi dan mengalami depresi secara berbeda, termasuk merasakan lebih banyak gejala somatik (fisik) daripada yang emosional. Dalam beberapa budaya atau keluarga, tingkat stigma yang lebih tinggi juga dapat berdampak. Misalnya, mengekspresikan emosi dapat dilihat sebagai “meminta perhatian” atau menunjukkan kelemahan atau kemalasan.
https://www.medicalnewstoday.com/articles/smiling-depression#symptoms
https://psychcentral.com/depression/smiling-depression
https://insanq.co.id/artikel/mengenal-smilling-depression-penyebab-dan-pencegahannya/
https://www.halodoc.com/artikel/seperti-tersenyum-ini-bahaya-smiling-depression-di-balik-sosok-joker
https://www.verywellmind.com/what-is-smiling-depression-4775918
https://www.healthline.com/health/depression/atypical-depression#treatment