EROTOMANIA
Erotomania adalah kondisi kesehatan mental langka yang terjadi ketika seseorang terpaku pada gagasan bahwa orang lain sangat mencintai mereka. Orang lain mungkin seorang selebriti, kaya, atau dari posisi sosial yang tinggi. Kondisi ini juga dikenal sebagai sindrom De Clérambault. Seseorang dengan erotomania memiliki keyakinan delusi bahwa orang lain jatuh cinta padanya meskipun ada bukti yang jelas menentangnya.
Hanya dengan berkhayal, mendengar berita, atau melihat media sosial milik seseorang saja sudah cukup untuk memicu munculnya gangguan delusi erotomania. Gangguan kejiwaan ini lebih banyak dialami oleh wanita, tetapi bukannya tidak mungkin dialami juga oleh pria.
INDIKATOR EROTOMANIA
Ada beberapa indikator yang harus dipenuhi sebelum seseorang didiagnosis dengan gangguan psikologis ini. Tanda seseorang dicurigai memiliki erotomania syndrome adalah:
1. Penderita merasa bahwa si pujaan hati mencintainya dan berhasrat pada dirinya.
2. Si pujaan hati tersebut biasanya memiliki status yang lebih tinggi, contohnya selebriti, atasannya di kantor, kakak kelas, atau sosok yang dikagumi banyak orang.
3. Penderita menganggap bahwa sosok pujaan hati yang lebih dahulu jatuh cinta terhadap dirinya.
4. Membicarakan orang yang diyakini mencintai dirinya terus-menerus
5. Penderita menganggap bahwa si pujaan hati juga yang lebih dahulu mendekati dirinya.
6. Orang lain melihat tindakan dan respons pujaan hati biasa saja, tetapi penderita erotomania malah menganggapnya sebagai bukti cinta.
7. Merasa banyak alasan untuk membenarkan bahwa si pujaan hati memang menyukai dirinya.
8. Menguntit (stalking) atau bersikap obsesif terhadap orang yang dianggap mencintainya
9. Jika yang orang yang dianggap mencintainya adalah selebriti, maka ia akan terus-menerus mencari informasi lewat internet, mengirimi surat atau hadiah. Hal ini membuat penderi erotonia kehilangan minat pada aktivitas lain.
PENYEBAB EROTOMANIA
Hingga saat ini, belum ditemukan alasan yang jelas mengapa seseorang bisa mengalami erotomania. Namun, gangguan ini kemungkinan disebabkan oleh faktor genetik, biologis, psikologis, dan faktor lingkungan.
Tak hanya itu, erotomania juga sering kali muncul karena gangguan jiwa tertentu, seperti:
1. Skizofrenia
2. Gangguan bipolar
3. Gangguan skizoafektif
4. Depresi
5. Gangguan kepribadian, misalnya borderline personality disorder
6. Beberapa penelitian juga menyatakan bahwa erotomania dapat terjadi sebagai cara seseorang untuk mengendalikan stres dan trauma berat yang dialaminya. Selain itu, penyakit tertentu, seperti tumor otak atau penyakit Alzheimer, juga bisa menimbulkan gejala erotomania.
DAMPAK NEGATIF EROTOMANIA
1. Menjadi kriminal karena melakukan stalking dengan diam diam mengikuti atau yang terburuk adalah menyelinap ke dalam rumah
2. Terlalu obsesif melihat objeknya dekat dengan yang lain, ia akan merasa cemburu hingga dapat melakukan hal buruk
3. Melakukan pelecehan terhadap orang yang menjadi objeknya
4. Memantau objek melalui sosial media dan teman
5. – teman sekitarnya. Menelepon, menggubunginya berkali kali
6. kehilangan minat dalam kegiatan selain berbicara tentang orang lain atau melakukan kegiatan yang berhubungan dengan mereka
CARA MENANGANI EROTOMANIA
1. Psikoterapi
Psikoterapi dilakukan agar penderita dapat dengan lebih leluasa membicarakan gejala dan hal yang ia rasakan. Melalui terapi ini, pasien akan diarahkan untuk memahami dan menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan lebih baik.
Terapi perilaku kognitif (cognitive behavioural therapy) juga bisa dilakukan agar pasien dapat memahami kondisi yang dideritanya, sehingga ia mampu mengendalikan gejala yang ada. Terapi ini juga bisa membantu pasien erotomania untuk lebih menyadari kenyataan dan mengendalikan gejalanya.
2. Pemberian obat-obatan
Di samping psikoterapi, dokter juga dapat memberikan obat antipsikotik, seperti pimozide, risperidone, olanzapine, dan clozapine, untuk menangani gejala psikosis yang menyertai gangguan erotomania. Obat ini juga bisa diberikan untuk mengobati skizofrenia.
Selain itu, apabila erotomania muncul akibat gangguan bipolar atau depresi, dokter dapat memberikan obat-obatan antimania dan antidepresan untuk mengatasi kondisi tersebut.
3. Hipnoterapi
Dengan hipnoterapi, penderita akan diberikan sugesti agar di reset ulang tenang pemikiran yang salah. Orang dengan erotomania akan berpikir bahwa dia sangat dicintai dan memiliki cinta yang besar. Ketika di lakukan hypnosis, maka ia akan di set dengan menurunkan skala suka dan pemikiran yang salah mengenai konsep dasarnya memandang seseorang.
Sumber:
https://www.healthline.com/health/erotomania#symptoms
https://www.medicalnewstoday.com/articles/nomophobia#symptoms
http://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/30-lihat/1475-erotomania-meyakini-seseorang-mencintainya-padahal-tidak-nyata\
https://www.alodokter.com/erotomania-meyakini-seseorang-mencintainya-padahal-tidak-nyata
https://hellosehat.com/mental/mental-lainnya/gangguan-psikologis-erotomania/
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3424256/kenali-gejala-erotomania-delusi-cinta-yang-tak-nyata
https://www.sehatq.com/artikel/erotomania-adalah-delusi-merasa-dicintai-orang-lain