ACHIEVEMENT MOTIVATION

Pernahkan mendengar achievement motivation? Atau ini merupakan pertama kalinya tahu?
Maka kamu harus membaca artikel ini. nah apa sih sebenarnya achievement motivation itu?


Konsep achievement motivation dirumuskan pertama kali oleh Henry Alexander Murray. Murray memakai istilah kebutuhan berprestasi (need for achievement) untuk motivasi berprestasi, yang dideskripsikannya sebagai hasrat atau tendensi untuk mengerjakan sesuatu yang sulit dengan secepat dan sebaikmungkin. (Purwanto,1993:20- 5 21). Menurut Murray (dalam Winkel 1984:29) achievement motivation (motivasi berprestasi) adalah daya penggerak untuk mencapai taraf prestasi belajar yang setinggi mungkin demi pengharapan kepada dirinya sendiri.

Dalam ilmu psikologi achievement motivation adalah Hasrat untuk meraih status sosial, pengakuan dan ganjaran dengan menyelesaikan tugas yang sulit, menghadapi persaingan, dan melakukan upaya secara mandiri. Biasanya berkaitan dengan keberhasilan akademis atau pekerjaan. Berbagai kajian menemukan hubungan motivasi berprestasi dengan dukungan dan tuntutan orangtua, serta pelatihan kemandirian pada masa kanak-kanak. (glosarium.org)

Apakah Achievement motivation penting? Tentu! Seseorang harus memiliki hasrat keberhasilan agar ia mampu meraih kesuksesannya. Ambisi untuk menjadi yang terbaik agar memudahkan menyelesaikan pekerjaan.

Achievement motivation memiliki 6 karakteristik menurut McCelland:
a. Perasaan yang kuat untuk mencapai tujuan, yaitu keinginan untuk menyekesaikan tugas dengan hasil sebaik-baiknya.
b. Bertanggungjawab, yaitu mampu bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri dan menentukan masa depannya, sehingga apa yang dicita-citakan berhasilo tercapai
c. Evaluatif, yaitu menggunakan umpan balik untuk menemukan tindakan yang lebih efektif guna mencapai prestasi, kegagalan yang dialami tidak membuatnya putus asa, melainkan sebagai pelajaran untuk berhasil.
d. Mengambil resiko “sedang”, dalam arti tindakan-tindakannya sesuai dengan batas kemampuan yang dimiliki
e. Kreatif dan inovatif, yaitu mampu mencari peluang-peluang dan menggunakan kesempatan untuk dapat menunjukkan potensinya
f. Menyukai tantangan , yaitu senang akan kegiatan-kegiatan yang bersifat prestatif dab kompetitif (Safrudin, dkk : 2018)


Faktor mempengaruhi motivasi berprestasi
a. Nilai pencapaian Nilai pencapaian atau nilai intensif adalah nilai yang dilekatkan seseorang pada suatu bidang. Nilai pencapaian merupakan pengaruh penting pada seleksi kegiatan bila mereka mempunyai pilihan
b. Hatapan akan keberhasilan Harapan akan berhasil dan yang percaya bahwa mereka memiliki kemampuan mengerjakan tugas pada kenyataannya memang mengerjakan tugas dengan baik
c. Atribut mengenai keberhasilan dan kegagalan Salah satu alasan mengapa tingkat performansi yang sama mungkin memiliki harapan-harapan keberhasilan yang berbeda adalah karena mereka menafsirkan keberhasilan dan kegagalan dengan standar yang berbeda
d. standar performasi saat mengevaluasi performansi diri dibandingkan dengan suatu standar keunggulan. Bila standar yang digunakan adalah diri pribadi atau didasarkan pada performansi masa lalu maka keduanya disebut standar otonom, sedangkan bila didasarkan pada perbandingan dengan performansi orang lain maka standar ini disebut dengan standar perbandingan social (Safrudin, dkk : 2018)

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *