FUNDAMENTAL RETURN SAHAM
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Instrument keuangan (produk) yang diperdagangkan di Pasar Modal Indonesia antara lain adalah saham, surat utang (obligasi), reksa dana, exchange traded fund (ETF) dan derivative (idx.co.id).
Diantara instrument keuangan yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia, saham merupakan produk yang paling banyak diminati karena tingkat return yang dihasilkan lebih tinggi. Salah satu indeks saham yang paling digemari investor adalah Indeks LQ45, yaitu Indeks yang mengukur empat puluh lima saham dengan likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar serta didukung oleh kinerja fundamental perusahaan yang baik sehingga dianggap mampu menghasilkan return yang diharapkan investor. Namun Indeks LQ45 juga tidak menjamin return yang akan didapatkan investor akan terus meningkat.
Pada dasarnya saham bersifat high risk high return, yang dapat diartikan bahwa semakin tinggi return maka semakin tinggi juga risiko yang akan di dapatkan. Oleh sebab itu, setiap investor harus melakukan analisis yang tepat agar risiko yang tidak diharapkan dapat diminimalisir. Analisis yang dapat dilakukan antara lain adalah analisis teknikal dan fundamental. Umumnya pengguna analisis fundamental adalah investor jaka panjang, karena dengan analisis fundamental investor dapat mengetahui apakah perusahaan tersebut sehat atau tidak.
- Analisis Fundamental Analisis fundamental adalah analisis saham yang mengutamakan pendekatan intrinsic value (nilai saham) dengan berdasarkan faktor ekonomi dan keuangan berbasis kualitatif dan kuantitatif. Inti dari analisis fundamental adalah menemukan apakah harga saham saat ini terlalu mahal (overprice) atau cukup murah (underprice) sehingga menentukan keputusan jual atau beli saham (Jefferson & Sudjatmoko, 2013). Analisis fundamental merupakan teknik analisis saham yang mempelajari tentang keuangan mendasar dan fakta ekonomi dari perusahaan sebagai langkah dari penilaian harga saham perusahaan (Gumandi, 2011).
- Earning Per Share (EPS) EPS atau rasio laba per lembar saham merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manjemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. EPS yang mengalami kenaikan setiap tahunnya menandakan bahwa perusahaan terus tumbuh dan berkembang. Laba per lembar saham bergantung dengan jumlah laba yang dibagikan dan juga berapa banyak lembar saham yang beredar. Dari perspektif investor, semakin tinggi EPS semakin baik, karena ini menunjukkan prospek masa depan bisnis perusahaan, peluang pertumbuhan potensial dan pengembalian yang lebih tinggi bagi investor
- Price Earning Ratio (PER) PER umumnya dikaitkan dengan kecepatan pengembalian investasi. Menurut Filbert & Prasetya (2017) PER adalah salah satu rasio dalam menghitung nilai valuasi atas harga saham.
- Price Book Value (PBV) PBV adalah rasio pasar yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya (Azis dkk, 2015)
- Return On Equity (ROE) Menurut Anwaar (2016) Return On Equity adalah indikasi seberapa menguntungkan perusahaan dengan membandingkan laba bersihnya dengan ekuitas rata-rata pemegang saham.
- Debt to Equity Ratio (DER) Menurut Hartono (2018) DER adalah rasio yang menunjukan sejauh mana modal sendiri menjamin seluruh utang. Rasio ini juga dianggap sebagai perbandingan antara dana pihak luar dengan dana pemilik perusahaan. Melalui rasio ini dapat diketahui seberapa besar utang digunakan untuk mengangkat nilai asset.
- Dividend Payout Ratio (DPR) Menurut Tambunan (2008) DPR adalah persetase dividen yang dibayarkan yang diambil dari laba bersih. Dividend Payot Ratio (DPR) melihat bagian earning laba yang dibayarkan sebagai deviden kepada investor.
- Return Saham Menurut Jogiyanto (2013) return saham merupakan hasil ekspetasi yang diharapkan oleh investor. Return saham diperoleh dari penanaman modal yang terdiri dari: Capital gain (loss) Capital gain (loss) yaitu keuntungan atau kerugian yang didasarkan pada penutupan harga saham periode sekarang dengan periode sebelumnya. Yield Yield merupakan presentase penerimaan kas periode tertentu terhadap harga investasi dan untuk saham biasa dimana pembayaran periodik sebesar Dt rupiah per lembar : Istilah Yield lebih sering digunakan pada obligasi karena hasil dari obligasi berbentuk uang tambahan yang tidak mengurangi nilai pokoknya (Zulfikar, 2016). Dalam investasi saham memang terkadang ada pembagian deviden, namun tidak semua perusahaan melakukan pembagian dividen kas secara periodik kepada pemegang sahamnya.