KUNIKAN BUDAYA MINUMKOPI DI INDONESIA
Pada dasarnya seduhan kopi khas Indonesia adalah kopi tubruk (serbuk kopi yang langsung diseduh menggunakan ari panas), namun di beberapa daerah tertentu banyak pecinta kopi Indonesia yang memberikan sentuhan khas pada kopi mereka. Hal ini dapat dilihat dalam pembahasan berikut;
1). Angkringan, Angkringan berasal dari kata ‘angkring’ dalam bahasa Jawa yang berarti duduk santai. Angkringan yang sudah ada sejak tahun 50-an dapat ditemukan di Yogyakarta pada petang menjelang malam. Angkringan biasanya berbentuk gerobak maupun gerobak tandu sederhana, tak jarang pengunjung yang ada harus duduk lesehan beralaskan tikar di pinggir jalan atau di dalam kendaraan Di angkringan, semua orang dari berbagai latar belakang dapat duduk dan membicarakan apa saja. Ditemani secangkir kopi atau teh poci dan lauk yang dapat diambil sendiri, pengunjung dapat menikmati malam di Yogya dengan santai tanpa adanya prejudice karena siapa saja (tanpa batasan SARA) dapat menikmati angkringan. Uniknya, di angkringan orang dapat ikut larut dalam topik yang dibicarakan walaupun tidak saling mengenal. Tak ada larangan formal, tetapi yang jelas pengunjung perlu menjaga budaya angkringan, yaitu tepo sliro (toleransi), kemauan untuk berbagi dan biso rumongso (menjaga perasaan orang lain). Bisa diartikan tak perlu berebut tempat dan menghargai orang lain yang duduk berdekatan, Salah satu sajian khas yang dapat dinikmati di angkringan adalah kopi joss, yakni kopi yang dicelupkan arang membara. Namanya sendiri didapat dari bunyi arang yang dimasukkan ke dalam kopi. Metode ini ditemukan oleh para mahasiswa Universitas Gajah Mada yang gemar menikmati kopi di angkringan. Ternyata arang dapat menetralisir asam yang ada di dalam kopi dan membuatnya menjadi lebih nikmat
2) Budaya Rumpi di Warung Kopi, Budaya ini sungguh sangat kental ditemukan di beberapa warung kopi Indonesia, contohnya bila singgah di warung kopi Apek, pengunjung akan paham bagaimana kota Medan disebut kota tua yang hidup karena dukungan etnis yang beraneka ragam. Di warung ini etnis China, Jawa, Tamil, Nias, Mandailing, Toba, Karo, Simalungun, hingga Melayu dengan latar belakang agama beraneka ragam hidup rukun, duduk dan berbincang bersama di warung kopi ini
Kopi yang dihidangkan adalah kopi O (kopi hitam pekat yang disaring berkali- kali; khas kopitiam) yang dapat dinikmati dengan roti panggang selai sarikaya atau telur setengah matang. Bila memesan kopi susu, susu kental manis disajikan dalam wadah lain untuk dicampur sendiri sesuai selera.
Obrolan yang terdengar seperti biasa adalah kejadian terbaru di kota yang diselipi sedikit perbincangan mengenai bisnis terbaru. Medan memang kota besar, tapi intensitas atau hubungan personal masyarakatnya cukup tinggi. Di sinilah kelebihan warung Apek, sebuah tempat bagi masyarakat lokal untuk berinteraksi secara intens, pemandangan yang rasanya asing di temukan di warung kopi modern di Jakarta.
3) Minum kopi diPerkebunan Kopi Beberapa perkebunan kopi mengusung kegiatan keliling perkebunan untuk dapat mempelajari kopi lebih dalam lagi. Salah satu perkebunan itu adalah Losari Coffee Plantation. Di sini pengunjung dapat melihat langsung pembudidayaan dan pengolahan kopi yang masih menggunakan mesin zaman dulu. Selain itu pengunjung juga dapat menikmati suguhan kopi tubruk tradisional dengan gula aren. Sekilas kopi tubruk ini sama saja dengan kopi tubruk lainnya, perbedaannya terletak dari cara menikmatinya. Caranya adalah dengan mengunyah gula aren terlebih dahulu baru meminum kopi. Kopi yang ada juga dapat ditambahkan dengan gula pasir sesuai selera. Di sini pengunjung juga dapat mengunyah biji kopi yang disediakan
- Minum kopi di Batok Kelapa, Kopi Takar merupakan kopi khas Mandailing Natal, Sumatera Utara. Sesuai dengan namanya, takar yang berarti tempurung atau batok kelapa menjadi wadah Uniknya kopi takar disajikan dalam cangkir batok tersebut dengan sebatang kayu manis dimasukkan ke dalamnya yang berfungsi sebagai sedotan. Sensasi kopi yang melewati kayu manis memberikan kehangatan hingga ke perut bagi yang meminumnya. Cita rasa kopi ini diperkuat dari cara pembuatannya; Kopi Mandailing diseduh dengan rebusan air gula aren, dan sebagai sentuhan