RESESI, STAGFLASI DAN INFLASI
Dampak dari pandemi Covid-19 telah mengubah secara signifikan kebiasaan masyarakat sehingga aktivitas sosial masyarakat kini dibatasi (social distancing). Imbasnya, aktivitas ekonomi mulai terganggu dan berakibat pada pelemahan daya beli serta perlambatan ekonomi.
Beberapa minggu belakangan pasti kamu sering mendengar kata resesi kan baik di media sosial, berita, maupun diskusi dengan teman. Namun, tahukan kamu bahwa bukan hanya istilah resesi yang berfokus pada penurunan ekonomi global sekarang ini, Stagflasi dan Inflasi juga merupakan salah satu penyebab apa yang terjadi kepada dunia ini. Oleh karena itu, kita akan coba membahas tentang penjelasan sederhana apa itu Resesi, Stagflasi maupun Inflasi.
- Resesi
Resesi adalah kondisi perlambatan ekonomi. Penerjemahan resesi bervariasi dari berbagai ekonom. Ada yang menyebutkan penurunan produk domestik bruto suatu negara dalam kuartal berturut-turut baru disebut sebagai resesi. Ekonom lainnya menyebutkan disebut resesi jika terjadi kenaikan tingkat pengangguran sebesar 1,5% dalam periode 12 bulan. National Berau of Economic Research (NBER) di Amerika Serikat mendefinisikan resesi jika terjadi penurunan signifikan pada aktivitas ekonomi selama beberapa bulan yang dilihat dari produk domestik bruto riil, penghasilan, tingkat pengangguran produksi industri, dan penjualan grosir-ritel.
Produk Domestik Bruto (PDB) negative, pengangguran meningkat, hingga pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut. Resesi terjadi saat aktivitas ekonomi mengalami penurunan yang signifikan dalam waktu stagnan dan lama, mulai dari berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Keadaan it uterus menimbulkan dampak dalam kehidupan masyarakat. Pada umumnya, resesi terjadi saat ekonomi disuatu negara tumbuh negatif pada dua kuartal beruntun. Seperti yang diketahui, pada tahun 2020 lalu dunia mengalami resesi akibat terjadinya pandemic Covid-19. Sehingga menyebabkan berkurangnya beberapa lapangan pekerjaan serta tidak sedikit pegawai yang dirumahkan.
Ciri-Ciri Resesi Ekonomi
- Pertumbuhan ekonomi yang negatif
Resesi ekonomi dapat terjadi Ketika pertumbuhan ekonomi di suatu negara berlangsung secara negatif hingga pada angka dua kuartal berturut-turut. Kondisi ini umumnya terjadi karena dipengaruhi oleh ketidakstabilan dari investasi, pendapatan nasional, konsumsi, pengeluaran, hingga ekspor-impor. Jika hal tersebut terjadi terus-menerus dalam jangka waktu yang lama, maka resesi akan sulit untuk dihindari. - Produksi dan konsumsi yang tidak seimbang
Jika kegiatan produksi berlebih, maka stok sebuah barang akan terus menumpuk. Sementara itu, jumlah konsumsi yang lebih banyak dengan produksi akan berpotensi mendorong impor yang besar-besaran. Kondisi produksi dan konsumsi yang tidak seimbang, maka dapat menyebabkan pengeluaran melambung tinggi dan laba perusahaan di dalam negeri semakin menipis. - Menurunnya lapangan kerja
Menurunnya lapangan pekerjaan membuat meningkatnya angka pengangguran dan menunjukkan lemahnya pertumbuhan ekonomi dari suatu negara. Jika hal ini terjadi, maka akan menyebabkan tingkat kriminalitas yang tinggi. Karena semakin banyak perbuatan kriminal negara, maka dapat membuat investor kehilangan kepercayaan untuk menanamkan modal dan pada akhirnya suatu negara berpeluang untuk jatuh ke jurang resesi.
Dampak Resesi Ekonomi
- Dampak untuk perusahaan
Bisnis berpotensi bangkrut saat terjadi resesi. Ketika terjadi resesi, daya beli masyarakat menurun dan pendapatan perusahaan akan semakin kecil. Kondisi ini yang akan mengancam kelancaran arus kas. Perang harga lantas menjadi opsi perusahaan agar terhindar dari kebangkrutan. Namun, Langkah ini membuat keuntungan akan menurun dan harus ditambal dengan melakukan efisiensi. - Dampak untuk pemerintah
Resesi membuat pendapatan negara dari pajak dan non pajak menjadi lebih rendah. Ini karena penghasilan masyarakat menurun hingga harga properti yang anjlok dan akhirnya memicu rendahnya jumlah PPN ke kas negara. Ketika pendapatan negara sedang merosot, pemerintah tetap dituntut membuka lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya karena jumlah pengangguran yang meningkat. Akibatnya, pinjaman ke bank asing akan meningkat juga. - Dampak ke pekerja
Menutup area bisnis yang kurang menguntungkan dan memotong biaya operasional berarti melakukan PHK kepada banyak pekerja. Jika banyak terjadi PHK,berarti pengangguran semakin meningkat. Padahal, mereka dituntut untuk terus memenuhi kebutuhan hidup di tengah resesi ekonomi. Itulah beberapa penjelasan mengenai resesi agar kamu siap menghadapi resesi 2023. - Stagflasi
Stagflasi adalah peristiwa ekonomi yang tidak biasa ketika stagnasi dan inflasi terjadi dalam satu waktu yang sama.
Kondisi Stagflasi sangat kontradiktif, karena pertumbuhan ekonomi lambat bahkan cenderung mengarah ke tingkat pengangguran yang tinggi, namun harga terus mengalami kenaikan.
Selain itu, pengertian stagflasi juga dapat didefinisikan sebagai periode inflasi yang dikombinasikan dengan penurunan Gross Domestic Product (GDP).
Sebagai bentuk kontradiksi dengan ekonomi makro, penyebab stagflasi sebenarnya masih diperdebatkan hingga hari ini.
Stagflasi juga dapat disebabkan oleh kebijakan moneter. Ketika bank sentral mencoba untuk mempromosikan stabilitas keuangan dan kebijakan domestik dengan mencetak lebih banyak uang, pasokan uang meningkat, dan terjadi inflasi.
Di tahun 2022, kebijakan lockdown yang dilakukan sebagai upaya menekan penyebaran virus Covid-19 nyatanya telah menghambat kemajuan ekonomi. Terutama dalam hal penghentian aktivitas komersial dan rantai pasokan. Karena permintaan barang dan jasa menurun sementara pasokan meningkat, mengakibatkan stagflasi.
Guncangan pasokan, kenaikan atau penurunan pasokan yang cepat, juga dapat menyebabkan stagnasi. Saat ini, komoditas seperti minyak berada pada harga tertinggi dalam sejarah, menunjukkan penurunan keuntungan. Kondisi tersebut menandakan adanya kontradiksi antara peningkatan biaya dan penurunan pendapatan.
- Inflasi
Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Deflasi merupakan kebalikan dari inflasi, yakni penurunan harga barang secara umum dan terus menerus.
Perhitungan inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), link ke metadata SEKI-IHK. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.
Inflasi timbul karena adanya tekanan dari sisi supply (cost push inflation), dari sisi permintaan (demand pull inflation), dan dari ekspektasi inflasi. Faktor-faktor terjadinya cost push inflation dapat disebabkan oleh depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama negara-negara mitra dagang, peningkatan harga-harga komoditi yang diatur pemerintah (Administered Price), dan terjadi negative supply shocks akibat bencana alam dan terganggunya distribusi.
Faktor penyebab demand pull inflation adalah tingginya permintaan barang dan jasa relatif terhadap ketersediaannya. Dalam konteks makroekonomi, kondisi ini digambarkan oleh output riil yang melebihi output potensialnya atau permintaan total (agregate demand) lebih besar dari pada kapasitas perekonomian. Sementara itu, faktor ekspektasi inflasi dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dan pelaku ekonomi dalam menggunakan ekspektasi angka inflasi dalam keputusan kegiatan ekonominya. Ekspektasi inflasi tersebut dapat bersifat adaptif atau forward looking.
Hal ini tercermin dari perilaku pembentukan harga di tingkat produsen dan pedagang terutama pada saat menjelang hari-hari besar keagamaan (lebaran, natal, dan tahun baru) dan penentuan upah minimum provinsi (UMP). Meskipun ketersediaan barang secara umum diperkirakan mencukupi dalam mendukung kenaikan permintaan, namun harga barang dan jasa pada saat-saat hari raya keagamaan meningkat lebih tinggi dari kondisi supply-demand tersebut. Demikian halnya pada saat penentuan UMP, pedagang ikut pula meningkatkan harga barang meski kenaikan upah tersebut tidak terlalu signifikan dalam mendorong peningkatan permintaan.
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/20618
https://ekonomi.bisnis.com/read/20221015/9/1587757/apa-itu-resesi-ini-pengertian-penyebab-dan-dampaknya
https://zipmex.com/id/learn/what-is-stagflation/
https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/moneter/inflasi/default.aspx